Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


INSURANCE WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Manfaat Asuransi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Yuk Belajar Jual Beli Dollar

Showing posts with label Ziarah Rohani. Show all posts
Showing posts with label Ziarah Rohani. Show all posts

Negara Kristen Pertama di Dunia

Gregory Sang Pencerah, sosok yang membuat Armenia berubah menjadi negara (kerajaan) Kristen pertama di dunia sejak 301 Masehi. Dalam catatan sejarah yang ditulis dalam The Kingdom of Armenia: A History (1987: 219-221), M.

Chahin menceritakan bagaimana Armenia justru lebih cepat 12 tahun sebelum Kekaisaran Romawi memberi toleransi agama Kristen di wilayah kekuasaannya. Kondisi ini 30-40 tahun lebih cepat sebelum Romawi menjadi Kerajaan Kristen terbesar serta paling berpengaruh di dunia.

Lahir dari keluarga kaya golongan bangsawan, Gregory Sang Pencerah mempelajari dan menjadi Kristen di Cappadocia (daerah Turki). Di sanalah Gregory berkenalan dengan kitab-kitab Tuhan dan berubah menjadi umat Kristen yang taat dengan iman yang luar biasa kuat.

Gregory lahir di Armenia pada 257 Masehi. Ia terpaksa diungsikan ke Cappadocia, setelah ayahnya yang merupakan agen rahasia Dinasti Parthia (Dinasti raja sebelumnya), dieksekusi karena membunuh Khosov II, Raja Armenia dari Dinasti Arsacid (Dinasti raja berikutnya).

Begitu kembali ke Armenia,Gregory awalnya tidak tahu bahwa ada hubungan yang buruk ketika ia akan berjumpa dengan Tiridates III, Putra dari Raja Khosov II. Para pemandu Gregory lah yang menceritakan tentang reputasi buruk ayahnya di Kerajaan Armenia.

Meski begitu, tanpa peduli dengan keselamatannya, Gregory tetap mendekati Tiridates III untuk menyebarkan Agama Kristen. Tentu saja setelah menyembunyikan asal-usulnya.

Awalnya semua tampak lancar ketika Tiridates III menerima dengan tangan terbuka kehadiran Gregory sebagai seorang pemuka agama. Akan tetapi, Tiridates III mulai jengkel saat Gregory menolak untuk meletakkan karangan bunga di kaki patung Dewa Anahit di Eriza.

Dewi kesuburan dalam mitologi Armenia. Tidak hanya menolak, Gregory malah memproklamirkan keimanan Kristen-nya di dalam kuil Dewa Anahit.
Selain Dewi Anahit, bangsa Armenia juga menyembah Dewa Aramazd. Keduanya merupakan dewa-dewa utama dalam Agama Perses dan Media, agama resmi Kerajaan Armenia pada saat itu.

Raja-raja Armenia dari generasi ke generasi merupakan seorang yang religius dengan agama leluhur mereka. Itulah yang kemudian membuat penolakan terhadap Gregory—tentu saja dengan ceramahnya di depan patung Dewi Anahit—dianggap merupakan penghinaan yang luar biasa bagi Tiridates III.

Tiridates III pun marah luar biasa. Kemarahan yang semakin diperparah dengan informasi bahwa Gregory merupakan anak dari agen Parthia yang telah membunuh ayahnya. Tiridates III pun memerintahkan untuk menyiksa Gregory. Digantung terbalik dan dicambuk.

Setelah disiksa begitu hebat, tampaknya Gregory masih belum menunjukkan tanda-tanda melepaskan keimanannya untuk ikut menyembah Dewi Anahit. Ketika segala macam penyiksaan ini tidak juga membuahkan hasil, siksaan pun lama kelamaan menjadi semakin kejam.

Namun, Gregory tidak juga menyerah,  hingga Tiridates III kemudian memerintahkan misionaris tersebut dijebloskan ke dalam Khor Virap. Sebuah penjara bawah tanah. Tempat yang saat ini berdiri Gereja Khor Virap yang terletak di dekat kota bersejarah Artashat di Armenia.
Selama bertahun-tahun Gregory dipenjara, datanglah biarawati dari tanah Romawi yang disiksa dan diburu karena keimanan mereka. Biarawati yang dipimpin Gayane ini melarikan diri ke tanah wilayah Kerajaan Armenia karena dianggap cukup aman.

Saat itu, sekitar akhir dekade 290-an Masehi, Kekaisaran Romawi memang masih belum menjadikan Kristen sebagai agama resmi kerajaan. Di sisi lain, kehadiran Kristen pada periode tersebut malah dianggap ancaman bagi Romawi, sehingga para penganutnya malah diburu.

Melihat bahwa biarawatibiarawati yang masih perawan itu begitu cantik dan menawan, Tiridates III tergiur menikahi salah satu biarawati yang bernama Rhipsime. Tiridates III pun membawa rombongan ke istana dan miminta agar Rhipsime mau menikah dengannya. Sayangnya, cinta ini bertepuk sebelah tangan, Rhipsime menolak. Tiridates III pun jadi gelap mata dan memerintahkan untuk membunuh seluruh biarawati, termasuk Rhipsime yang dicintainya.

Setelah kejadian tersebut, Tiridates III jadi gila. Sering kabur dari istana dan kadang ditemukan di hutan belantara tanpa alasan yang jelas. Hal ini terus berlanjut sampai kemudian salah satu penasihat kerajaan bernama Khosorvidukht bermimpi bertemu dengan Gregory. Di dalam mimpinya dijelaskan bahwa hanya Gregory yang bisa menyembuhkan penyakit gila sang raja.

Pada akhirnya, setelah 14 tahun mendekam di Penjara Khor Virap, Gregory dikeluarkan dalam keadaan yang mengenaskan. Kurus kering, kekurangan gizi, dan nyaris mati. Beruntung Gregory masih bisa selamat karena ada seorang janda baik hati yang selalu melempar roti ke Khor Virap setiap hari untuknya.

Oleh kaki tangan raja, Gregory pun dipertemukan dengan Tiridates III. Secara ajaib, penyakit aneh itu pun sembuh. Kejadian tersebut terjadi pada 301 Masehi. Pada tahun yang sama, Tiridates III kemudian meminta agar dibaptis masuk Kristen beserta seluruh bangsawan istana. Tiridates III kemudian memproklamirkan bahwa Kristen menjadi agama resmi di seluruh wilayah kekuasaannya.

Menghapus agama-agama leluhur sebelumnya. Membuatnya mendapat julukan yang kemudian dikenal sekarang, Raja Tiridates III Yang Agung.
Setahun kemudian Tiridates III menunjuk Gregory Sang Pencerah sebagai pemimpin Agama Kristen di Gerja Apostolik Armenia. Asal-usul yang kemudian membuat Armenia yang merdeka dan memproklamirkan sebagai negara republik pada 28 Mei 1918, yang wilayahnya tak berubah saat Armenia masih menjadi kerajaan.

Saksi Sejarah Meleburnya Berbagai Budaya di Tanah Suci

KapernaumBagi umat Kristen, Tanah Suci adalah tempat yang patut dikunjungi dalam rangka memperkuat iman kepada Tuhan Yesus melalui pengalaman spiritual. Namun sesungguhnya Tanah Suci memberikan lebih dari sekedar pengalaman spiritual bagi umat Krsiten karena di sana banyak “terpatri” peristiwa penting yang terjadi ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu yang melibatkan berbagai bangsa dan keyakinan. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata yang dapat menyentuh hati bahkan memberi arti baru tentang kehidupan kepada mereka yang mengunjunginya :

Kapernaum


Kapernaum, terletak di tepi laut utara Danau Galilea, adalah sebuah desa nelayan besar pada masanya. Lokasinya di persimpangan rute-rute perdagangan membuat desa ini ramai. Sebagian bangunan di Kapernaum dibangun oleh para tentara Romawi, berupa pemandian, fasilitas penyimpanan dan banyak bangunan umum lainnya.

Desa yang berjarak sekitar 4 km dari sungai Yordan ini adalah tempat bersejarah bagi umat Kristen. Tuhan Yesus kerap memberikan kotbah bagi para penduduk Kapernaum dan melakukan berbagai mujizat penyembuhan. Diyakini bahwa Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dahulu tinggal di desa ini.

Sayangnya, meski telah banyak mujizat diperbuat oleh Tuhan Yesus, masih banyak orang di sana yang tidak percaya kepadaNya dan menolakNya. Yesus pun mengutuk desa Kapernaum yang kemudian jatuh dan menjadi tak berpenghuni kurang lebih seribu tahun yang lalu.

Para arkeolog kemudian menemukan reruntuhan Kapernaum pada awal tahun 1800. Saat ini Kapernaum dikenal dengan nama Kefar Nahum (bahasa Ibrani), dihuni oleh Biara Fransiskan dan sebuah Gereja Ortodoks Yunani.



Tembok Ratapan


Tembok Ratapan



Tembok Ratapan dahulu dikenal sebagai Tembok Barat, dengan panjang asli sekitar 485 meter. Setelah Israel diserbu oleh tentara Romawi pada tahun 70 Masehi, tembok ini hanya tersisa 60 meter.

Tembok yang merupakan sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun oleh raja Salomo (Sulaiman), putra Daud ini merupakan tempat suci bagi kaum Yahudi dan Muslim. Kaum Yahudi percaya bahwa sisa tembok yang tidak hancur adalah karena di sana tempat berdiam Yahwe, sedangkan kaum Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad S.A.W berangkat ke surga dari tempat tersebut.

Disebut Tembok Ratapan oleh kaum Yahudi karena di situ mereka berdoa dan menyatakan penyesalan atas dosa-dosa mereka seraya meratapi hancurnya Bait Suci. Terdapat sebuah pagar untuk memisakan laki-laki dan perempuan di sana karena menurut kaum Yahudi Ortodoks mereka tidak boleh berdoa bersama.



Gereja Nativity


Ziarah Rohani

Gereja Nativity adalah gereja tertua di dunia yang masih beroperasi hingga saat ini. Terletak di Betlehem, struktur bangunan gereja ini dibangun di atas gua tempat kelahiran Tuhan Yesus.

Basilika pertama dari gereja ini dibangun pada tahun 327 hingga 333 atas prakarsa Santa Helena, ibunda Kaisar Konstantin I. Pada tahun 529 dibakar habis semasa revolusi Samaria, kemudian dibangun kembali oleh kaisar Justinian I pada tahun 565. Selama bertahun-tahun kompleks gereja ini terus dikembangkan hingga mencapai 12.000 m2.

Saat ini gereja Nativity dikelola bersama oleh pihak berwenang dari Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Apostolic Armenia.



Sinagoga Ben Ezra


rohani


Sinagoga Ben Ezra adalah sebuah situs penting bagi kaum Yahudi yang terletak di Coptic Cairo, Mesir. Awalnya, Ben Ezra dibangun sebagai gereja namun kemudian terpaksa dijual kepada seorang Yahudi bernama Abaraham Ben Ezra pada tahun 882 guna membayar pajak yang ditetapkan oleh penguasa Muslim di masa itu.

Ben Ezra telah direstorasi dan direnovasi berulang kali selama berabad-abad. Pada suatu saat, ditemukan sebuah Geniza, yaitu tempat penyimpanan kitab suci dan gulungan Torah. Ribuan dokumen dari abad pertengahan ditemukan di situ.

Sinagoga yang didekorasi dengan motif flora bergayaTurki ini mempunyai dua lantai. Lantai bawah khusus untuk kaum laki-laki dan lantai atas khusus untuk kaum perempuan. Hingga kini sinagoga Ben Ezra menjadi tempat bersejarah yang paling sering dikunjungi kaum Yahudi di Kairo.Tradisi setempat meyakini tempat ini sebagai tempat di mana bayi Musa diangkat dari sungai oleh permaisuri Firaun.