Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


INSURANCE WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Manfaat Asuransi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL

Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES LOVE GOD

Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***

PRINCES ADVERTISING

Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***

Yuk Belajar Jual Beli Dollar

Akibat Menjadi Hamba Uang

Saya adalah Suryanti Wangsa. Saya memiliki perusahaan dan bagi saya uang adalah ukuran kebahagiaan. Saya hanya fokus pada perusahaan dan tidak memperhatikan anak -anak saya. Saya memiliki cita-cita untuk membahagiakan orang tua dan memberikan fasilitas kepada anak-anak saya.

Setelah pulang kantor, saya sedang mengobrol dengan suami saya, lalu ia memberitahukan bahwa saya bahwa perusahaan kami mendapat tawaran dari banyak pabrik untuk menjadi distributor. Namun, ketika itu saya tidak setuju karena kami harus menambahkan gudang. Sementara untuk membangun sebuah gudang, membutuhkan banyak biaya.

Renungan Harian



Akhirnya dengan perdebatan yang panjang, kami memutuskan untuk membangun sebuah gudang. Namun, sebelum gudang tersebut diselesaikan, saya mendapat kabar bahwa ada salah satu perusahaan yang mengambil barang dari kami, namun belum membayar. Saya pun langsung mengecek ke lokasi. Saat itu saya sangat khawatir, bagaimana kalau perusahaan tersebut tidak membayar. Setelah saya sampai di perusahaan tersebut, ternyata sudah di segel oleh pihak bank. Yang saya rasakan ketika itu adalah hati yang hancur.

Dengan keadaan tersebut, kami pun bersepakat untuk menjual gudang milik kami. Suami saya memutuskan untuk kembali ke Sumedang untuk bekerja lagi agar bisa melunasi semua hutang-hutang kami. Karena asset mati, sisa modal pun habis di pembayaran gudang. Kami pun mengurangi pengeluaran, seperti mengurangi karyawan. Bahkan, semangat saya semakin patah ketika saudara saya menelpon untuk meminta modalnya di perusahaan saya. Akhirnya, saya berhasil membujuknya untuk mengembalikan dengan cara dicicil. Saya juga mengundurkan diri sebagai distributor dari perusahaan susu yang membesarkan nama perusahaan kami. Keadaan kami saat itu juga mengharuskan untuk menjual mobil. Karena saya tidak bisa mencicil kredit bank, akhirnya saya menambahkan waktu kredit dengan jaminan setifikat rumah orang tua saya.

Dengan apa yang saya alami ketika itu, saya merasakan bahwa Tuhan tak ada, dan saya marah kepada Tuhan. Saya berniat untuk bunuh diri saat itu. Namun, niat itu pun tidak sempat saya lakukan, karena ibu saya datang ke rumah. Akhirnya, dia pun mendoakan saya. Dan saya mendapatkan kekuatan baru. Sampai suatu ketika saya menghadiri suatu ibadah, dalam ibadah tersebut saya merasakan ada sebuah kekuatan baru.  Ketika kotbah, Tuhan memberikan kekuatan kepada saya melalui FirmanNya dari Yohanes 41:10 yang berkata : 

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang membawa kemenangan.

Setelah merasakan Kasih Tuhan yang luar biasa, akhirnya Tuhan mengubahkan paradigma saya melalui jalan-jalanNya. Saat ini saya merasakan kebahagiaan dengan keluarga yang utuh dalam Yesus. Semua asset saya hilang, namun Tuhan menggantikannya dengan damai sejahtera yang tak tertandingi.

Nusakambangan Petaka Hidupku

Nama saya Andre Bangun. Saya tumbuh di dalam keluarga yang berantakan. Orang tua saya bercerai dan mereka pun membuang saya. Sejak usia masih sangat muda, saya hidup di panti asuhan. Jika beberapa orang menganggap enak dan nyaman tinggal di panti asuhan, tetapi itu tidak berlaku bagi saya. Pasalnya, selama di sana saya sering di-bully oleh para kakak senior.

Kisah Nyata



Karena ketika kejadian saya di-bully saya masih kecil, saya pun bingung bagaimana  membalasnya. Namun, di hati saya sudah terlecut sebuah keinginan jika nanti saya sudah besar, saya akan membalaskan dendam membara saya dan membuktikan kepada mereka siapa saya sebenarnya.

Waktu bergulir, saya pun beranjak menjadi remaja yang nakal. Tidak ada satu pun yang saya takuti. Jika ada orang mencari masalah dengan saya maka darah adalah tanggungannya. Suatu hari karena aksi penusukan yang saya buat kepada lawan saya, saya dikeluarkan dari sekolah dan diusir dari panti asuhan. Bukannya sedih, saya justru senang karena saya dapat hijrah ke Jakarta.

Setiba di Ibukota saya dan teman SMA saya sudah langsung menyaksikan berbagai kejahatan yang terjadi mulai dari penodongan sampai dengan perampasan. Di dalam pikiran saya betapa mudah mendapatkan uang di Jakarta. Akhirnya, tanpa perlu waktu lama, saya dan teman nekat menjadi pencopet.

Sekali lolos, dua kali lolos, aksi kriminal saya diketahui oleh pihak berwajib. Karena kejahatan yang saya buat, saya pun ditahan dan dimasukan ke dalam penjara selama 6 bulan. Selama berada di hotel prodeo, saya jadi suruhan tahanan-tahanan senior. Bukan hanya diperintah ini dan itu, saya bahkan diminta untuk menjadi provokator keributan di penjara.

Setengah tahun berlalu, saya menghirup udara bebas. Hanya waktu saya di luar penjara tidaklah lama. Sebab karena kejahatan yang saya buat saya kembali masuk ke dalam penjara. Hal itu terus berulang sampai keputusan hakim mengantarkan saya ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap. Selama berada di Nusakambangan, hati saya mulai gelisah. Gelisah bukan karena mendapat perlakuan buruk dari sipir, tetapi gelisah melihat kehidupan saya yang keluar masuk penjara/Lapas. Pergumulan batin selama setengah tahun di Lapas Nusakambangan membawa saya kepada satu keputusan bahwa kehidupan saya di penjara ini adalah kehidupan saya yang terakhir.

Ketika masa tahanan telah selesai saya lewati, saya pun mendatangi sebuah acara ibadah rohani. Di sanalah saya berkenalan dengan seseorang yang pada akhirnya memperkenalkan saya dengan pengelola tempat pemulihan bagi para tahanan dan orang-orang terbuang seperti saya.

Hari demi hari yang saya lalui di dalam tempat pemulihan itu membawa saya kepada pengenalan akan Isa Almasih lebih lagi. Di sanalah juga hidup saya dipulihkan dan benar-benar merasakan kasih-Nya sampai sekarang. Atas semua hal yang saya terima ini, sungguh saya bersyukur kepada Isa Almasih.

Bertemu Kasih Tuhan Di Penjara

Edy dikenal dengan nama Aho Bali di lingkungannya, ia sangat ditakuti oleh orang-orang. Sejak kecil Edy mengalami hal yang menyakitkan di keluarganya. Orangtuanya memiliki kesibukan sendiri dan membuat Edy mencari perhatian dalam pergaulannya. Ayah Edy mendidik Edy dengan keras. Ayahnya mengajarkan bela diri supaya Edy tidak kalah dalam setiap perkelahian dengan teman-temannya. Edy terus mendalami bela diri hingga ia tumbuh dewasa. Sampai akhirnya Edy merasa ingin mencoba ilmunya di jalan. Ia bertemu dengan orang lain di jalan lalu berkelahi. Ia merasa sudah hebat karena bisa mengalahkan orang.

Pada suatu hari Edy dan teman-temannya bermain kartu. Lalu ada sekelompok orang datang dan meminta uang dari teman-temannya. Karena merasa tidak terima temannya diperlakukan demikian, Edy pun merasa tertantang. Akhirnya Edy mengajak orang-orang itu keluar dan berkelahi di luar. Tetapi karena kesombongannya, Edy terjebak dalam suatu situasi yang membuat dirinya menjadi terluka. Ia mendapat dua tusukan di perutnya dan kepalanya dipukul dengan kayu-kayu besar. Pada saat ia menyadari hal itu, ia langsung takut dan meminta pertolongan Tuhan. Lalu Edy berlari dan minta pertolongan warga. Akhirnya ada satu rumah yang mengijinkan Edy untuk bersembunyi di rumah mereka. Ia disembunyikan di bawah tempat tidur.


Edy mencobai Tuhan dengan hal lain, yaitu narkoba. Rasa takut ia alami karena kecanduan obat yang ia konsumsi. Edy mengunci dirinya  di kamar dan tidak ingin siapapun masuk termasuk anaknya. Setiap ia melihat jendela terbuka, ia merasa takut dan mendengar suara-suara yang tidak jelas. Ia diberi makan layaknya binatang, makanannya ditaruh di atas lantai.

Istri Edy baru saja mengetahui bahwa suaminya adalah preman dan pecandu. Ia menyesal telah menikah dengan Edy. Ia merasa dibohongi, kecewa dan hancur hati. Pada suatu hari Edy ingin pergi ke Karawang dengan memakai taksi. Karena ia ingin cepat-cepat, maka ia meminta untuk membawa taksinya sendiri, padahal dia sedang mabuk. Tanpa ia duga ada motor melintas di depan taksinya dan akhirnya terjadi kecelakaan yang mengakibatkan orang yang ditabrak itu terluka. Karena panik, maka Edy langsung menancap gas, menendang sopir taksi keluar dan melarikan diri. Tetapi Edy tidak beruntung. Pada saat itu ada polisi yang mengejarnya dan Edy pun tertangkap.

Edy harus mendekam di penjara untuk keenam kalinya karena kekerasan dan obat terlarang. Istri Edy merasa sedih, karena pada saat Edy dipenjara, ia mengalami kesulitan ekonomi. Ia harus menjual semua barang di rumahnya untuk biaya sehari-hari. Walaupun ia merasa kecewa dengan suaminya tetapi ia tetap mengasihi suaminya.

Pada saat di penjara, Edy mengikuti suatu kebaktian. Ia mendengar khotbah tentang suatu hal yang menyebutkan bahwa di dalam Yesus, sesuatu yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang. Pada saat itu ia merasa ada sesuatu yang ia dapatkan. Ia merasa ada yang menyentuh hatinya. Ia menangis tanpa bisa dibendung. Pada saat ia mendengar pujian, ia menutup matanya dan menengadah ke atas. Pada saat itu ia merasa ada sosok besar putih berdiri di hadapannya. Ia sadar itu adalah sosok Tuhan Yesus yang ia kenal. Ia semakin tak kuasa menahan air matanya. Kemudian ia memeluk memeluk kaki-Nya. Selesai ia mengalami lawatan tersebut ia merasa hidupnya jadi baru. Ia mengambil satu komitmen dalam dirinya bahwa mulai saat itu ia akan tinggalkan semua kehidupannya yang lama.


Renungan Harian


Mulai saat itu Edy menjadi pribadi yang baru. Ia mulai membaca Alkitab dan mengenal Tuhan Yesus. Penjara bukan lagi tempat yang menakutkan buat Edy. Edy pun diubahkan Tuhan 180 derajat. Saat ini Edy sudah berkumpul lagi dengan keluarganya. Edy bersyukur karena kasih Tuhan mengubah hidupnya menjadi jauh lebih baik dan berarti. Edy yang dahulu bukan siapa-siapa, dijamah oleh kasih Tuhan dan menjadi manusia yang berarti bagi keluarganya dan orang-orang disekitarnya.

Saksi Sejarah Meleburnya Berbagai Budaya di Tanah Suci

KapernaumBagi umat Kristen, Tanah Suci adalah tempat yang patut dikunjungi dalam rangka memperkuat iman kepada Tuhan Yesus melalui pengalaman spiritual. Namun sesungguhnya Tanah Suci memberikan lebih dari sekedar pengalaman spiritual bagi umat Krsiten karena di sana banyak “terpatri” peristiwa penting yang terjadi ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu yang melibatkan berbagai bangsa dan keyakinan. Berikut ini adalah beberapa tempat wisata yang dapat menyentuh hati bahkan memberi arti baru tentang kehidupan kepada mereka yang mengunjunginya :

Kapernaum


Kapernaum, terletak di tepi laut utara Danau Galilea, adalah sebuah desa nelayan besar pada masanya. Lokasinya di persimpangan rute-rute perdagangan membuat desa ini ramai. Sebagian bangunan di Kapernaum dibangun oleh para tentara Romawi, berupa pemandian, fasilitas penyimpanan dan banyak bangunan umum lainnya.

Desa yang berjarak sekitar 4 km dari sungai Yordan ini adalah tempat bersejarah bagi umat Kristen. Tuhan Yesus kerap memberikan kotbah bagi para penduduk Kapernaum dan melakukan berbagai mujizat penyembuhan. Diyakini bahwa Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes dahulu tinggal di desa ini.

Sayangnya, meski telah banyak mujizat diperbuat oleh Tuhan Yesus, masih banyak orang di sana yang tidak percaya kepadaNya dan menolakNya. Yesus pun mengutuk desa Kapernaum yang kemudian jatuh dan menjadi tak berpenghuni kurang lebih seribu tahun yang lalu.

Para arkeolog kemudian menemukan reruntuhan Kapernaum pada awal tahun 1800. Saat ini Kapernaum dikenal dengan nama Kefar Nahum (bahasa Ibrani), dihuni oleh Biara Fransiskan dan sebuah Gereja Ortodoks Yunani.



Tembok Ratapan


Tembok Ratapan



Tembok Ratapan dahulu dikenal sebagai Tembok Barat, dengan panjang asli sekitar 485 meter. Setelah Israel diserbu oleh tentara Romawi pada tahun 70 Masehi, tembok ini hanya tersisa 60 meter.

Tembok yang merupakan sisa dinding Bait Suci di Yerusalem yang dibangun oleh raja Salomo (Sulaiman), putra Daud ini merupakan tempat suci bagi kaum Yahudi dan Muslim. Kaum Yahudi percaya bahwa sisa tembok yang tidak hancur adalah karena di sana tempat berdiam Yahwe, sedangkan kaum Muslim percaya bahwa Nabi Muhammad S.A.W berangkat ke surga dari tempat tersebut.

Disebut Tembok Ratapan oleh kaum Yahudi karena di situ mereka berdoa dan menyatakan penyesalan atas dosa-dosa mereka seraya meratapi hancurnya Bait Suci. Terdapat sebuah pagar untuk memisakan laki-laki dan perempuan di sana karena menurut kaum Yahudi Ortodoks mereka tidak boleh berdoa bersama.



Gereja Nativity


Ziarah Rohani

Gereja Nativity adalah gereja tertua di dunia yang masih beroperasi hingga saat ini. Terletak di Betlehem, struktur bangunan gereja ini dibangun di atas gua tempat kelahiran Tuhan Yesus.

Basilika pertama dari gereja ini dibangun pada tahun 327 hingga 333 atas prakarsa Santa Helena, ibunda Kaisar Konstantin I. Pada tahun 529 dibakar habis semasa revolusi Samaria, kemudian dibangun kembali oleh kaisar Justinian I pada tahun 565. Selama bertahun-tahun kompleks gereja ini terus dikembangkan hingga mencapai 12.000 m2.

Saat ini gereja Nativity dikelola bersama oleh pihak berwenang dari Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Apostolic Armenia.



Sinagoga Ben Ezra


rohani


Sinagoga Ben Ezra adalah sebuah situs penting bagi kaum Yahudi yang terletak di Coptic Cairo, Mesir. Awalnya, Ben Ezra dibangun sebagai gereja namun kemudian terpaksa dijual kepada seorang Yahudi bernama Abaraham Ben Ezra pada tahun 882 guna membayar pajak yang ditetapkan oleh penguasa Muslim di masa itu.

Ben Ezra telah direstorasi dan direnovasi berulang kali selama berabad-abad. Pada suatu saat, ditemukan sebuah Geniza, yaitu tempat penyimpanan kitab suci dan gulungan Torah. Ribuan dokumen dari abad pertengahan ditemukan di situ.

Sinagoga yang didekorasi dengan motif flora bergayaTurki ini mempunyai dua lantai. Lantai bawah khusus untuk kaum laki-laki dan lantai atas khusus untuk kaum perempuan. Hingga kini sinagoga Ben Ezra menjadi tempat bersejarah yang paling sering dikunjungi kaum Yahudi di Kairo.Tradisi setempat meyakini tempat ini sebagai tempat di mana bayi Musa diangkat dari sungai oleh permaisuri Firaun.

KETIKA HIDUP DI BAWAH TEKANAN



Galatia 6 : 9 'Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai jika kita tidak menjadi lemah.'

Apakah anda pernah ikut sebuah psikotes? Jika pernah, anda pasti ingat salah satu tes yang dilakukan adalah menghitung penjumlahan angka-angka dalam lembaran besar. Angka-angka yang tercetak sangat banyak dan lumayan 'menakutkan' bagi sebagian orang. Mengapa tidak, meskipun tugas kita sangat simple, hanya menjumlahkan dua angka di atasnya dan terus melanjutkannya ke bawah, tapi jika kita harus melakukannya dalam waktu yang ditentukan, tentulah jadinya kita akan merasa ada tekanan dalam menyelesaikannya.


Ketika kita asyik menjumlah, maka setiap 15 atau 30 menit sekali sang penguji akan memberi tanda kepada kita untuk berhenti dan memberi garis bawah kepada angka terakhir yang kita hitung. Dan begitu seterusnya sampai beberapa jam ke depan. Nantinya jika waktu selesai maka kita harus mengumpulkannya kepada sang penguji.

Saya rasa tugas itu harusnya sangat mudah jika tidak ada aturan waktu. Anak SD saja pasti bisa mengerjakan dengan sangat baik soal hitung-hitungan ini. Tapi sebenarnya bukan masalah benar atau salahnya hitungan itu yang akan dinilai, tapi seberapa banyak dan seberapa konsistennya kita dalam memecahkan soal-soal tersebut.


Soal kecerdasan mungkin saja kita di atas rata-rata, tapi soal daya tahan belum tentu kita memiliki nilai yang baik. Kebanyakan dari kita tidak mampu bertahan bekerja di bawah tekanan dan banyak yang ingin berhenti saja di tengah-tengah. Mengapa begitu? Karena pada dasarnya kita ingin melakukan yang terbaik. Kita tidak mau dikatakan tidak mampu. Kita akan mendorong diri kita untuk bisa melakukan penjumlahan itu sebanyak-banyaknya. Dan karena target yang kita miliki itulah maka sebagian orang akan merasa tertekan dengan aturan dan pembatasan yang ada. Tipe ini biasanya akan cepat melakukan di awal, namun kemudian akan terengah-engah di tengah-tengahnya. Dan biasanya juga akan terlihat dari tekanan pensil atau bolpen yang dia goretkan, lama kelamaan akan semakin tebal dan dalam, menunjukan tekanan di hatinya semakin nyata.


Tapi ada juga tipe orang yang tidak terlalu memusingkan target itu. Dia akan mengalir semampu yang dia bisa lakukan. Ketenangan yang dia miliki akan menolongnya untuk bisa memiliki aliran yang konstan dan konsisten ketika mengerjakan hitungan itu. Mungkin hasilnya tidak langsung maksimal, tapi jika dilihat secara keseluruhan maka kita bisa melihat bahwa dia orang yang lebih stabil.


Sementara itu mungkin ada juga orang yang sejak awal sudah memiliki ketakutan sendiri dan merasa tidak mampu. Dia merasa bahwa tugas ini tidak mungkin dia kerjakan dengan baik. Akibatnya, sejak awal saja hasil hitungannya banyak yang salah dan hasilnya sangat sedikit di setiap jedanya.
Namun ada juga orang yang ignorant atau cuek. Dia tidak terlalu perduli dengan hasilnya. Dia tidak punya rasa takut akan penilaian orang lain. Jenis seperti ini akan melakukan seenaknya dan tidak mempedulikan benar salahnya hasil hitungannya, hanya akan menuliskan angka sembarangan sebanyak-banyaknya.


Saudara, diantara tipe-tipe itu, termasuk yang manakah anda?
Tidak usah kuatir untuk menjawabnya. Ini bukan masalah benar atau salah, tapi ini akan menunjukkan siapa diri kita, dan tentunya akan menolong kita untuk bisa mengetahui bagaimana seharusnya kita bertindak dan mengambil keputusan dalam menghadapi masalah yang terjadi di dalam hidup kita.


Daya tahan sangat diperlukan untuk kita miliki. Tidak ada yang instan dalam hidup ini. Hampir setiap hari dan setiap hal memerlukan keputusan dari diri kita. Dan untuk ini kita perlu berjuang untuk menjalankannya. Perlu mengambil tindakan yang benar.
Cara berhitung tadi hanya sebuah simulasi dalam menolong kita melakukan yang tepat. Dan kita bisa saja sewaktu-waktu menaruh pensil atau bolpen kita dan berdiri dari tempat duduk tersebut untuk menghentikan proses tersebut jika kita merasa tidak suka untuk melanjutkannya.
Tapi tidak demikian dengan hidup kita. Suka atau tidak suka, kita tidak bisa menghentikannya begitu saja. Kita berada di satu situasi yang mau tidak mau harus kita hadapi. Ada banyak orang yang mungkin kita merasa tidak setuju, tapi mau tidak mau kita harus tetap ada di sana dan menghadapi mereka semua.


Tekanan kita bukan lagi terletak pada sang penguji yang mengumumkan waktu jeda tersebut, tapi justru terletak pada bentuk relasi seperti apa yang kita bangun selama ini, dan juga tergantung pada keputusan apa yang kita buat dalam hidup kita.
Simulasi hitungan tadi hanya sedikit ujian untuk menunjukkan kepada kita seperti apa karakter kita. Namun yang paling utama kita bisa belajar bagaimanapun atau seperti apapun tekanan itu diberikan kepada kita, janganlah kita pernah berkata 'QUIT'.


Keputusan untuk berhenti dalam banyak proses hanya akan memberikan harga yang lebih mahal bagi siapapun. Dan saya yakin tidak ada satu orang pun yang menginginkan harga yang mahal tersebut. Jadi, jangan cepat-cepat berhenti sampai prosesnya memang berakhir.
Jangan cepat menyerah dalam membangun hubungan dengan pasanganmu, jangan buru-buru berkata 'berhenti' pada boss mu hanya karena rasa marah dan kesal. Jangan terburu-buru mengadili seseorang hanya karena bukti yang tidak seberapa.


Cobalah ingat-ingat, selama ini, ada berapa banyak hal juga yang engkau sesali telah terjadi hanya karena keputusan yang dibuat berdasarkan emosi sesaat? Bukankah semua itu tidak bisa dikembalikan lagi?
Jadi hari inipun sama. Jangan hanya karena adanya 'tekanan' yang belum seberapa, kita sudah mengambil keputusan yang terlalu jauh. Tapi tenangkan hatimu, tarik nafas, ambil waktu untuk berdoa, mendengarkan suara Tuhan untuk masalah tersebut. Setelah semuanya tenang, barulah melangkah dan mengambil keputusan.
Daya tahan dalam menghadapi tekanan memang sangat diperlukan. Dalam hal inilah iblis akan mengambil banyak peranan, mencoba mengintimidasi kita sehingga kita akan mengambil keputusan dan membuat tindakan yang bodoh. Dia akan terus mendesak, menyiksa dan memaksa kita untuk berjalan sampai ke ujung tebing, memperlihatkan kepada kita bahwa tidak ada pilihan lain selain terjun ke dalam tebing itu.


Tapi Bagi Allah tidak ada yang mustahil. Dia mampu membelah lautan sehingga seluruh bangsa Israel berjalan di atas tanah yang kering menyeberangi sebuah 'kemustahilan' ketika itu. Sementara bangsa Mesir mengejar mereka, berusaha menekan dan mendorong mereka kepada situasi yang sulit dan terus mendesak sampai ke dekat lautan itu, dimana bagi manusia itulah akhir dari sebuah peristiwa yang besar itu. Semua orang akan setuju untuk mengatakan bahwa sepertinya lautan itu akan menjadi 'kuburan' bagi mereka semua. Tapi tidak bagi Allah. Dia menyatakan kebesaranNya dengan membuka lautan itu bagi mereka semua dan membuatkan jalan yang sangat baik sehingga mereka bisa melaluinya.


Segala kemustahilan itu bisa dilewati. Segala tekanan itu bisa diatasi ketika kita memiliki ketekunan dan daya tahan di dalam iman kita bersama dengan Tuhan.
Biarlah tulisan saya hari ini bisa memberikan satu kekuatan bagi semua yang membacanya hari ini. Jangan pernah menyerah dan jangan jemu berbuat baik, karena kita semua akan menuainya ketika kita tidak menjadi lemah dan menyerah sebelum waktunya.

Refleksi Surgawi

“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” Mazmur 46:11


Seorang teman menunjukkan foto yang dia ambil di Taman Nasional Shinjuku Gyoen, sebuah taman yang besar di tengah kepadatan kota Tokyo. Foto itu menunjukkan langit biru yang indah dengan sebuah pohon di tengah foto.


*courtesy of PelitaHidup.com
Ketika saya puji dia atas keindahan hasil jepretannya, dia menjadi geli. Dia berkata, “Kamu melihatnya secara terbalik. Itu adalah gambar pantulan langit pada danau.

Ketika saya perhatikan dengan seksama, saya menyadari bahwa dia berkata benar. Yang sebelumnya saya pikir adalah pemandangan yang indah merupakan pantulan pada permukaan danau, yang persis seperti cermin. Saya kagum betapa bersih langit dan sekitarnya yang tercermin pada air yang tenang. Hal itu membuat saya merenungkan betapa indahnya jika hidup saya mencerminkan kedamaian dan ketenangan surgawi.

Tuhan mengajarkan saya untuk mengetahui bahwa Dia mengawasi dan memegang kontrol atas hidup kita. Dia berkata, “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah.”

Tetapi ketika ada masalah yang datang menimpa, hal itu dapat mengacaukan kehidupan roh saya dan membuat saya tak berdaya. Orang lain dapat melihat gelombang yang mengacaukan hidup saya, dan bukan pantulan ketenangan surgawi.   

Saya tidak dapat menghindari badai kehidupan, tetapi badai tersebut tidak boleh merampas damai sejahtera Allah dalam hidup saya. Saya dapat berpegang teguh pada janji Tuhan bahwa pencobaan ini tidak akan melebihi dari yang dapat saya tanggung; Tuhan akan senantiasa menyediakan jalan keluar.
*courtesy of PelitaHidup.com
Tuhan juga siap, bersedia dan sanggup memberikan kebaikan dari setiap situasi dan keadaan, jika hati saya siap dan saya mengandalkan tuntunan dan pertolongan dari Tuhan.