INSURANCE WORLDWIDE
Informasi Terpanas Tentang Manfaat Asuransi Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***
PRINCES CELEBRITY WORLDWIDE
Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Artis Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***
PRINCES HISTORY TOUR AND TRAVEL
Informasi Terpanas Tentang Perjalanan Wisata Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***
PRINCES LOVE GOD
Informasi Terpanas Tentang Kehidupan Rohani Yang Lagi Menjadi Trending Topik diseluruh Dunia *** Read More ***
PRINCES ADVERTISING
Kesempatan Buat Anda yang ingin Memajukan Bisnis dengan Pasang Iklan Secara Gratis dan Dibaca diseluruh Dunia *** Read More ***
Yuk Belajar Jual Beli Dollar
Chord Dengan Apa Kan Kubalas
Intro :
F G Am Em
F G E/A♭ Am
Dm G C
Bait :
C Cmaj7
Kau Allah Yang Setia
Am Am9
Bapa Yang Mulia
F C/E
KasihMu Besar Tuhan
Dm G
Kau Pulihkan Hidupku
C Cmaj7
Kaulah Harapanku
Am Am9
Hidupku DalamMu
F C/E
Terima Kasih Tuhan
Dm G
Kau S’lamatkan Hidupku
Reff :
C
Dengan Apa ‘Kan ‘Ku Balas
Am
Segala KebaikanMu
F C/E
Segenap Hatiku MenyembahMu Yesus
Dm G F
‘Ku Bersyukur PadaMu, S’lamanya
Chord Manis Kau Dengar
Manis Kau Dengar
Key: G
G
Ya Tuhanku
C D G Em7
Aku hendak bernyanyi bagiMu
Am7 D G
Selama ku hidup
D11 G
Ya Allahku
G/B C D G Em7
Aku hendak bermazmur bagiMu
Am7 D11 C/G G Dsus
Selagi ku ada
D G G/B
Inilah yang kurenungkan
Dm7 G C
Setiap waktu
Am/C E/B Am7 C/G
Nyanyian pujian dan pengagungan
F Dsus
KepadaMu
D G G+ G/B
Biarlah manis Kau dengar, Tuhan
Dm7 G C F7
Manis Kau dengar, Tuhan
G/D Em7 Am7 D11 G
Dan hatiku ber-suka kar'naMu
Chord Lagu Tatu
G
Senajan kowe ngilang
Gmaj7
Ra biso tak sawang
C
Nanging ning ati tansah kelingan
D
Manise janji janjimu kuwi
G Am D
Ngelarani ati
G
Senajan aku loro
G
Ning isih kuat nyonggo
C
Tatu sing ono ndodo
D
Perih rasane yen eling kowe
G
Angel tambane
Int Am D G Em
Am D G
Reff :
C
Opo aku salah yen aku crito
G
Opo anane
Am
Wong sing ning sandingmu
D G
Ben melu krungu piye tenane
C
Opo aku salah yen aku kondo
G
Opo anane
Am D
Ceritane tresno naliko mbiyen
G
Aku lan kowe
Song : G G C C
D D G Am D
G
Senajan aku loro
G
Ning isih kuat nyonggo
C
Tatu sing ono ndodo
D
Perih rasane yen eling kowe
G
Angel tambane
Int Am D G Em
Am D G
Reff :
C
Opo aku salah yen aku crito
G
Opo anane
Am
Wong sing ning sandingmu
D G
Ben melu krungu piye tenane
C
Opo aku salah yen aku kondo
G
Opo anane
Am D
Ceritane tresno naliko mbiyen
G
aku lan kowe
Am
Wong sing ning sandingmu
D G
Ben melu krungu sing tak rasakke
Chord Layang Kangen - Didi Kempot
C F C
Layangmu tak tompo wingi kui
Am G
Wis tak woco opo karepe atimu
F G C Am
Trenyuh ati iki moco tulisanmu
F Dm G
Ra kroso netes eluh neng pipiku
C F C
Umpomo tanganku dadi suwiwi
Am G
Iki ugo aku mesti enggal bali
F G C Am
Ning kepiye maneh mergo kahananku
F G C
Cah ayu entenono tekaku
Reff:
C F
Ra maido sopo wong sing ora kangen
Dm G
Adoh bojo pengen turu angel merem
C F
Ra maido sopo wonge ora trenyuh
Dm G
Ra kepethuk sak wetoro pengen weruh
F G C Am
Percaya aku kuatno atimu
F G C
Cah ayu entenono tekaku
Negara Kristen Pertama di Dunia
Gregory Sang Pencerah, sosok yang membuat Armenia berubah menjadi negara (kerajaan) Kristen pertama di dunia sejak 301 Masehi. Dalam catatan sejarah yang ditulis dalam The Kingdom of Armenia: A History (1987: 219-221), M.
Chahin menceritakan bagaimana Armenia justru lebih cepat 12 tahun sebelum Kekaisaran Romawi memberi toleransi agama Kristen di wilayah kekuasaannya. Kondisi ini 30-40 tahun lebih cepat sebelum Romawi menjadi Kerajaan Kristen terbesar serta paling berpengaruh di dunia.
Lahir dari keluarga kaya golongan bangsawan, Gregory Sang Pencerah mempelajari dan menjadi Kristen di Cappadocia (daerah Turki). Di sanalah Gregory berkenalan dengan kitab-kitab Tuhan dan berubah menjadi umat Kristen yang taat dengan iman yang luar biasa kuat.
Gregory lahir di Armenia pada 257 Masehi. Ia terpaksa diungsikan ke Cappadocia, setelah ayahnya yang merupakan agen rahasia Dinasti Parthia (Dinasti raja sebelumnya), dieksekusi karena membunuh Khosov II, Raja Armenia dari Dinasti Arsacid (Dinasti raja berikutnya).
Begitu kembali ke Armenia,Gregory awalnya tidak tahu bahwa ada hubungan yang buruk ketika ia akan berjumpa dengan Tiridates III, Putra dari Raja Khosov II. Para pemandu Gregory lah yang menceritakan tentang reputasi buruk ayahnya di Kerajaan Armenia.
Meski begitu, tanpa peduli dengan keselamatannya, Gregory tetap mendekati Tiridates III untuk menyebarkan Agama Kristen. Tentu saja setelah menyembunyikan asal-usulnya.
Awalnya semua tampak lancar ketika Tiridates III menerima dengan tangan terbuka kehadiran Gregory sebagai seorang pemuka agama. Akan tetapi, Tiridates III mulai jengkel saat Gregory menolak untuk meletakkan karangan bunga di kaki patung Dewa Anahit di Eriza.
Dewi kesuburan dalam mitologi Armenia. Tidak hanya menolak, Gregory malah memproklamirkan keimanan Kristen-nya di dalam kuil Dewa Anahit.
Selain Dewi Anahit, bangsa Armenia juga menyembah Dewa Aramazd. Keduanya merupakan dewa-dewa utama dalam Agama Perses dan Media, agama resmi Kerajaan Armenia pada saat itu.
Raja-raja Armenia dari generasi ke generasi merupakan seorang yang religius dengan agama leluhur mereka. Itulah yang kemudian membuat penolakan terhadap Gregory—tentu saja dengan ceramahnya di depan patung Dewi Anahit—dianggap merupakan penghinaan yang luar biasa bagi Tiridates III.
Tiridates III pun marah luar biasa. Kemarahan yang semakin diperparah dengan informasi bahwa Gregory merupakan anak dari agen Parthia yang telah membunuh ayahnya. Tiridates III pun memerintahkan untuk menyiksa Gregory. Digantung terbalik dan dicambuk.
Setelah disiksa begitu hebat, tampaknya Gregory masih belum menunjukkan tanda-tanda melepaskan keimanannya untuk ikut menyembah Dewi Anahit. Ketika segala macam penyiksaan ini tidak juga membuahkan hasil, siksaan pun lama kelamaan menjadi semakin kejam.
Namun, Gregory tidak juga menyerah, hingga Tiridates III kemudian memerintahkan misionaris tersebut dijebloskan ke dalam Khor Virap. Sebuah penjara bawah tanah. Tempat yang saat ini berdiri Gereja Khor Virap yang terletak di dekat kota bersejarah Artashat di Armenia.
Selama bertahun-tahun Gregory dipenjara, datanglah biarawati dari tanah Romawi yang disiksa dan diburu karena keimanan mereka. Biarawati yang dipimpin Gayane ini melarikan diri ke tanah wilayah Kerajaan Armenia karena dianggap cukup aman.
Saat itu, sekitar akhir dekade 290-an Masehi, Kekaisaran Romawi memang masih belum menjadikan Kristen sebagai agama resmi kerajaan. Di sisi lain, kehadiran Kristen pada periode tersebut malah dianggap ancaman bagi Romawi, sehingga para penganutnya malah diburu.
Melihat bahwa biarawatibiarawati yang masih perawan itu begitu cantik dan menawan, Tiridates III tergiur menikahi salah satu biarawati yang bernama Rhipsime. Tiridates III pun membawa rombongan ke istana dan miminta agar Rhipsime mau menikah dengannya. Sayangnya, cinta ini bertepuk sebelah tangan, Rhipsime menolak. Tiridates III pun jadi gelap mata dan memerintahkan untuk membunuh seluruh biarawati, termasuk Rhipsime yang dicintainya.
Setelah kejadian tersebut, Tiridates III jadi gila. Sering kabur dari istana dan kadang ditemukan di hutan belantara tanpa alasan yang jelas. Hal ini terus berlanjut sampai kemudian salah satu penasihat kerajaan bernama Khosorvidukht bermimpi bertemu dengan Gregory. Di dalam mimpinya dijelaskan bahwa hanya Gregory yang bisa menyembuhkan penyakit gila sang raja.
Pada akhirnya, setelah 14 tahun mendekam di Penjara Khor Virap, Gregory dikeluarkan dalam keadaan yang mengenaskan. Kurus kering, kekurangan gizi, dan nyaris mati. Beruntung Gregory masih bisa selamat karena ada seorang janda baik hati yang selalu melempar roti ke Khor Virap setiap hari untuknya.
Oleh kaki tangan raja, Gregory pun dipertemukan dengan Tiridates III. Secara ajaib, penyakit aneh itu pun sembuh. Kejadian tersebut terjadi pada 301 Masehi. Pada tahun yang sama, Tiridates III kemudian meminta agar dibaptis masuk Kristen beserta seluruh bangsawan istana. Tiridates III kemudian memproklamirkan bahwa Kristen menjadi agama resmi di seluruh wilayah kekuasaannya.
Menghapus agama-agama leluhur sebelumnya. Membuatnya mendapat julukan yang kemudian dikenal sekarang, Raja Tiridates III Yang Agung.
Setahun kemudian Tiridates III menunjuk Gregory Sang Pencerah sebagai pemimpin Agama Kristen di Gerja Apostolik Armenia. Asal-usul yang kemudian membuat Armenia yang merdeka dan memproklamirkan sebagai negara republik pada 28 Mei 1918, yang wilayahnya tak berubah saat Armenia masih menjadi kerajaan.
Chahin menceritakan bagaimana Armenia justru lebih cepat 12 tahun sebelum Kekaisaran Romawi memberi toleransi agama Kristen di wilayah kekuasaannya. Kondisi ini 30-40 tahun lebih cepat sebelum Romawi menjadi Kerajaan Kristen terbesar serta paling berpengaruh di dunia.
Lahir dari keluarga kaya golongan bangsawan, Gregory Sang Pencerah mempelajari dan menjadi Kristen di Cappadocia (daerah Turki). Di sanalah Gregory berkenalan dengan kitab-kitab Tuhan dan berubah menjadi umat Kristen yang taat dengan iman yang luar biasa kuat.
Gregory lahir di Armenia pada 257 Masehi. Ia terpaksa diungsikan ke Cappadocia, setelah ayahnya yang merupakan agen rahasia Dinasti Parthia (Dinasti raja sebelumnya), dieksekusi karena membunuh Khosov II, Raja Armenia dari Dinasti Arsacid (Dinasti raja berikutnya).
Begitu kembali ke Armenia,Gregory awalnya tidak tahu bahwa ada hubungan yang buruk ketika ia akan berjumpa dengan Tiridates III, Putra dari Raja Khosov II. Para pemandu Gregory lah yang menceritakan tentang reputasi buruk ayahnya di Kerajaan Armenia.
Meski begitu, tanpa peduli dengan keselamatannya, Gregory tetap mendekati Tiridates III untuk menyebarkan Agama Kristen. Tentu saja setelah menyembunyikan asal-usulnya.
Awalnya semua tampak lancar ketika Tiridates III menerima dengan tangan terbuka kehadiran Gregory sebagai seorang pemuka agama. Akan tetapi, Tiridates III mulai jengkel saat Gregory menolak untuk meletakkan karangan bunga di kaki patung Dewa Anahit di Eriza.
Dewi kesuburan dalam mitologi Armenia. Tidak hanya menolak, Gregory malah memproklamirkan keimanan Kristen-nya di dalam kuil Dewa Anahit.
Selain Dewi Anahit, bangsa Armenia juga menyembah Dewa Aramazd. Keduanya merupakan dewa-dewa utama dalam Agama Perses dan Media, agama resmi Kerajaan Armenia pada saat itu.
Raja-raja Armenia dari generasi ke generasi merupakan seorang yang religius dengan agama leluhur mereka. Itulah yang kemudian membuat penolakan terhadap Gregory—tentu saja dengan ceramahnya di depan patung Dewi Anahit—dianggap merupakan penghinaan yang luar biasa bagi Tiridates III.
Tiridates III pun marah luar biasa. Kemarahan yang semakin diperparah dengan informasi bahwa Gregory merupakan anak dari agen Parthia yang telah membunuh ayahnya. Tiridates III pun memerintahkan untuk menyiksa Gregory. Digantung terbalik dan dicambuk.
Setelah disiksa begitu hebat, tampaknya Gregory masih belum menunjukkan tanda-tanda melepaskan keimanannya untuk ikut menyembah Dewi Anahit. Ketika segala macam penyiksaan ini tidak juga membuahkan hasil, siksaan pun lama kelamaan menjadi semakin kejam.
Namun, Gregory tidak juga menyerah, hingga Tiridates III kemudian memerintahkan misionaris tersebut dijebloskan ke dalam Khor Virap. Sebuah penjara bawah tanah. Tempat yang saat ini berdiri Gereja Khor Virap yang terletak di dekat kota bersejarah Artashat di Armenia.
Selama bertahun-tahun Gregory dipenjara, datanglah biarawati dari tanah Romawi yang disiksa dan diburu karena keimanan mereka. Biarawati yang dipimpin Gayane ini melarikan diri ke tanah wilayah Kerajaan Armenia karena dianggap cukup aman.
Saat itu, sekitar akhir dekade 290-an Masehi, Kekaisaran Romawi memang masih belum menjadikan Kristen sebagai agama resmi kerajaan. Di sisi lain, kehadiran Kristen pada periode tersebut malah dianggap ancaman bagi Romawi, sehingga para penganutnya malah diburu.
Melihat bahwa biarawatibiarawati yang masih perawan itu begitu cantik dan menawan, Tiridates III tergiur menikahi salah satu biarawati yang bernama Rhipsime. Tiridates III pun membawa rombongan ke istana dan miminta agar Rhipsime mau menikah dengannya. Sayangnya, cinta ini bertepuk sebelah tangan, Rhipsime menolak. Tiridates III pun jadi gelap mata dan memerintahkan untuk membunuh seluruh biarawati, termasuk Rhipsime yang dicintainya.
Setelah kejadian tersebut, Tiridates III jadi gila. Sering kabur dari istana dan kadang ditemukan di hutan belantara tanpa alasan yang jelas. Hal ini terus berlanjut sampai kemudian salah satu penasihat kerajaan bernama Khosorvidukht bermimpi bertemu dengan Gregory. Di dalam mimpinya dijelaskan bahwa hanya Gregory yang bisa menyembuhkan penyakit gila sang raja.
Pada akhirnya, setelah 14 tahun mendekam di Penjara Khor Virap, Gregory dikeluarkan dalam keadaan yang mengenaskan. Kurus kering, kekurangan gizi, dan nyaris mati. Beruntung Gregory masih bisa selamat karena ada seorang janda baik hati yang selalu melempar roti ke Khor Virap setiap hari untuknya.
Oleh kaki tangan raja, Gregory pun dipertemukan dengan Tiridates III. Secara ajaib, penyakit aneh itu pun sembuh. Kejadian tersebut terjadi pada 301 Masehi. Pada tahun yang sama, Tiridates III kemudian meminta agar dibaptis masuk Kristen beserta seluruh bangsawan istana. Tiridates III kemudian memproklamirkan bahwa Kristen menjadi agama resmi di seluruh wilayah kekuasaannya.
Menghapus agama-agama leluhur sebelumnya. Membuatnya mendapat julukan yang kemudian dikenal sekarang, Raja Tiridates III Yang Agung.
Setahun kemudian Tiridates III menunjuk Gregory Sang Pencerah sebagai pemimpin Agama Kristen di Gerja Apostolik Armenia. Asal-usul yang kemudian membuat Armenia yang merdeka dan memproklamirkan sebagai negara republik pada 28 Mei 1918, yang wilayahnya tak berubah saat Armenia masih menjadi kerajaan.
Apakah Isa Al-Masih Tidak Menghormati Ibu-Nya?
Nazaret - Siapakah berani mengatakan Isa Al-Masih tidak menghormati IbuNya? Memang pada kisah di dalam Matius pasal 12, Isa mengajar para pendengarNya bahwa setiap orang yang melakukan kehendak Bapa di surga adalah sangat dekat dengan Isa sama seperti menjadi saudara atau ibuNya. Di sana tidak dikatakan sama sekali bahwa Isa tidak menghormati ibunya. Juga tidak dikatakan Isa tidak mengambil waktu untuk berbicara dengan ibuNya. Jelas dari apa yang terjadi pada saat penyaliban Isa bahwa Ia sangat peduli dan menghormati ibuNya - sehingga ditengah-tengah penderitaanNya Ia masih memikirkan kebutuhan IbuNya - lihat Injil Yohanes 19:26-27.
Terkadang Ada yang bertanya Seperti ini : Maria yang begitu penting tidak diketahuhi kemana rimbanya, begitu juga suaminya. Apa yang disembunyikan di Injil. Yusuf dan Maria tidak diceritakan kapan dan dimana ke matianya. Tidak dijelaskan bagaimana mereka menyebah dan menuhankan Yesus.. ???
Memang dalam hal penjelmaan Kalimat Allah menjadi manusia, dan akhirnya dikenal dengan nama Yesus Kristus atau Isa Al-Masih, Maria sangatlah besar peranannya.
Namun inti dari Injil adalah Berita Keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus. Melalui Injil, Allah ingin menyampaikan kepada seluruh manusia bahwa Yesus Kristus telah datang ke dunia membawa jaminan Keselamatan. Agar manusia dapat lepas dari ikatan belenggu dosa dan memperoleh hidup kekal.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24)
Bagaimana Maria menyebah Yesus???? Beginilah yang dikatakan Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Injil, Rasul Lukas 1:46-47)
Lalu dalam Injil, Rasul Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”
Artinya hati dan pikirannya memuliakan Tuhan dan Juruselamatnya, yaitu Isa Al-Masih. Demikianlah Maria menyembah Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Apakah Isa Al-Masih tidak menghormati ibu-Nya?
Jawabannya adalah: Yesus sangat menghormati ibu-Nya. Selain contoh yang disebutkan di atas, kita dapat melihat: Yohanes 2:1-11 tentang Perkawinan di Kana, dimana Yesus menyatakan mujizat yang pertama, walaupun saatnya belum.
Tapi karena Dia begitu menghormati ibu-Nya, hal itu dilakukan-Nya juga, “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur" Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba" (Injil, Yohanes 2:3-4).
Sebagai seorang anak, tentu saja Isa sangat menghormati ibu-Nya yaitu Maria. Karena Maria yang membesarkan Isa. Bagaimana pun Isa menyebut Maria, pastilah isa sangat menyayangi Maria. Karena itulah Isa berkata saat menjelang Ia disalibkan, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:26).
Terkadang Ada yang bertanya Seperti ini : Maria yang begitu penting tidak diketahuhi kemana rimbanya, begitu juga suaminya. Apa yang disembunyikan di Injil. Yusuf dan Maria tidak diceritakan kapan dan dimana ke matianya. Tidak dijelaskan bagaimana mereka menyebah dan menuhankan Yesus.. ???
Memang dalam hal penjelmaan Kalimat Allah menjadi manusia, dan akhirnya dikenal dengan nama Yesus Kristus atau Isa Al-Masih, Maria sangatlah besar peranannya.
Namun inti dari Injil adalah Berita Keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus. Melalui Injil, Allah ingin menyampaikan kepada seluruh manusia bahwa Yesus Kristus telah datang ke dunia membawa jaminan Keselamatan. Agar manusia dapat lepas dari ikatan belenggu dosa dan memperoleh hidup kekal.
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Injil, Rasul Besar Yohanes 5:24)
Bagaimana Maria menyebah Yesus???? Beginilah yang dikatakan Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku” (Injil, Rasul Lukas 1:46-47)
Lalu dalam Injil, Rasul Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”
Artinya hati dan pikirannya memuliakan Tuhan dan Juruselamatnya, yaitu Isa Al-Masih. Demikianlah Maria menyembah Isa Al-Masih sebagai Tuhan dan Juruselamatnya.
Apakah Isa Al-Masih tidak menghormati ibu-Nya?
Jawabannya adalah: Yesus sangat menghormati ibu-Nya. Selain contoh yang disebutkan di atas, kita dapat melihat: Yohanes 2:1-11 tentang Perkawinan di Kana, dimana Yesus menyatakan mujizat yang pertama, walaupun saatnya belum.
Tapi karena Dia begitu menghormati ibu-Nya, hal itu dilakukan-Nya juga, “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur" Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba" (Injil, Yohanes 2:3-4).
Sebagai seorang anak, tentu saja Isa sangat menghormati ibu-Nya yaitu Maria. Karena Maria yang membesarkan Isa. Bagaimana pun Isa menyebut Maria, pastilah isa sangat menyayangi Maria. Karena itulah Isa berkata saat menjelang Ia disalibkan, “Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" (Injil, Rasul Besar Yohanes 19:26).