Mazmur 51:3-12
3. Kasihanilah aku, ya, Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 4. Bersihkanlah aku
seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 5. Sebab
aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan
dosaku. 6. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kau anggap jahat, supaya ternyata Engkau adil
dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. 7. Sesungguhnya, dalam
kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. 8.
Sesungguhnya, engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan
diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku. 9. Bersihkanlah aku
dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku,
maka aku menjadi lebih putih dari salju! 10. Biarlah aku mendengar
kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorai
kembali! 11. Sembunyikanlah wajahMu terhadap dosaku, hapuskanlah segala
kesalahanku! 12. Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah
batinku dengan roh yang teguh!
Apakah saudara merasa bersalah hari ini atau pada hari-hari yang
sudah berlalu ? Minggu ini saya merasa bersalah karena tidak melakukan
sesuatu yang seharusnya dapat saya lakukan, tidur terlalu larutsehingga
membuat kepala saya pusing, saya telah batal mengunjungi seseorang yang
sedang berada di rumah sakit. Rasa bersalah itu dapat saja terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari karena kita tidak melakukan sesuatu
yang seharusnya, misalnya telah berbicara menyinggung/menyakiti hati
orang lain, telah marah secara berlebihan, tidak mengendalikan lidah,
terlalu curiga, terlalu khawatir, tidak terbuka, tidak jujur, telah
mencemaskan sesuatu yang tidak terjadi, tidak belajar ketika akan
menghadapi ujian sekolah dan lain-lain.
Apakah rasa bersalah itu ?
Rasa bersalah adalah sebuah perasaan
yang tidak merasa bahagia,tidak merasa ada damai dan tidak tentram.
Perasaan yang buruk, salah, tidak berharga, merasa gagal, merasa malu
dan kalah karena sesuatu perbuatan yang telah dilakukan. Para ahli
psikologi berpendapat bahwa perasaan bersalah itu muncul karena
kegagalan untuk mencapai standar-standar perilaku yang telah kita
tetapkan sendiri. Misalnya ketika kita telah mengecewakan atau menyakiti
hati seseorang, itu merupakan suatu perilaku yang buruk atau dosa.
Maka solusinya adalah kita belajar cara
hidup yang baik agar tidak merugikan oranglain atau siapapun. Jika ini
kita lakukan tentunya kita tidak akan merasa bersalah. Pandangan
seperti ini melihat bahwa dosa itu adalah masalah horizontal saja, yaitu
hubungan sesama antar manusia.Berbeda dengan pandangan Alkitab,bahwa
dosa itu juga memiliki dimensi vertikal, yaitu hubungan manusia dengan
Allah.
Rasa bersalah itu sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Daud, adalah merupakan suatu dosa.Dosa itu
menyakiti hati Allah.Alkitab mengatakan bahwa pada dasarnya kita semua
bersalah.“Tidak ada yang benar, seorangpun tidak”, (Roma 3:10).Artinya
kesalahan itu sifatnya universal atau umum.Di mata Allah semua manusia
bersalah, karena manusia cenderung tidak mau dipimpin oleh Allah dan
memberontak terhadap-Nya.
Apa yang Daud telah ungkapkan dalam Mazmur 51 ini, adalah sebuah
pengakuan dosa dari Daud. Nabi Natan telah diutus Tuhan datang kepada
Daud supaya membeberkan dosa perjinahan yang telah dilakukan Daud dan
pembunuhan yang telah direncanakan/dilakukan oleh Daud, dalam kisah 2
Sam.12 : 1-13. Dalam kisah ini, Daud telah melakukan perjinahan dengan
istri Uria bernama Batsyeba, dan karena hendak mengambilnya menjadi
istrinya maka Daud dengan sengaja merencanakan dan membiarkan Uria mati
dalam peperangan.
“Ditulisnya dalam surat itu, demikian: “Tempatkanlah Uria dibarisan
depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan
diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati”, 2 Sam 11:15. Ini merupakan
sebuah rencana pembunuhan yang dibuat oleh Daud terhadap Uria dan
Uriapun mati dalam pertempuran. Maksudnya ialah supaya ia dapat memiliki
Batsyeba, mengambilnya menjadi isterinya.
Nabi Natan kepada Daud, dan ia menceriterakan kepada Daud tentang
seorang kaya yang mengambil anak domba satu-satunya kepunyaan orang
miskin untuk menjamu tamu orang kaya tersebut,maka marahlah Daud, agar
supaya orang kaya itu dihukum mati karena tidak mengenal belas kasihan.
Melalui cerita itu Natan menegur Daud bahwa Daudlah orang itu.
“Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di
mataNya?”, 2 Samuel 12: 9a. Akhirnya Daud sadar akan apa yang telah
diperbuatnya, keadaan itu membuat Daud menjadi gelisah dan tidak tenang,
hidupnya diliputi oleh rasa bersalah. Apa yang tidak berkenan dan yang
jahat bagi Allah telah ia perbuat. Daud merasa hidupnya sudah tidak
nyaman lagi karena ia terus dibayang-bayangi oleh perbuatannya yang
berdosa itu. Ia merasa bersalah, dan hatinya tidak tentram. Daud
menginginkan ketenangan itu kembali dalam hidupnya, namun hal tersebut
tidak akan diperolehnya sebelum ia membuat pengakuan yang jujur dengan
sepenuhnya kepada Allah. Bagaimanakah Daud mengatasi rasa bersalahnya
untuk bangkit kembali ?
Ada 4 hal yang dilakukan oleh Daud, yaitu:
-
Daud tidak langsung bertobat ketika ia
berselingkuh dengan Batsyeba. Memerlukan beberapa waktu lamanya sampai
hal yang telah dilakukannya itu menjadi suatu pergumulan dalam hatinya.
Setelah nabi Natan datang kepada Daud dan menceriterakan kisah tentang
seorangkayayang mencuri domba dari seorang miskin, barulah Daud
mengerti tentang kesalahannya. Mendengar kisah ini Daud baru sadar akan
kejahatan yang telah ia perbuat itu.
Untuk memperoleh pengampunan dan
pembaharuan dari Allah atas kesalahan dan dosa yang telah diperbuat itu
tidaklah mudah. Apalagi jika seseorang itu telah mengalami keselamatan
dan kemudian terjerumus ke dalam suatu kesalahan atau dosa maka akan
mungkin mengalami pergumulan rohani yang panjang untuk mengalami
pertobatan dan pemulihan. Pengampunan selalu ada pada Allah, yang Ia
kehendaki ialah supaya kita belajar untuk menjadi lebih baik lagi.
Dari Daud kita dapat belajar bahwa
betapa menakutkan melukai hati Allah yang kudus setelah kita diberkati
oleh Allah. “Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa
bergumul dengan dosaku”, ayat 5. Ini merupakan suatu kesadaran tentang
tanggungjawab pribadi atas kesalahannya. Kata yang sering muncul dalam
bacaan Firman Tuhan di atas ialah pelanggaranku, kesalahanku, dan
dosaku.
Daud tidak mencari-cari alasan atau
pembelaan, dan pembenaran terhadap dirinya mengapa iasampai berbuat
dosa. Daud juga tidak menyalahkan pada keadaan yang membuat kesempatan
itu terjadi, juga dia tidak mempersoalkan ketidak-pengetahuan, atau
karena kebutuhan, karena godaan, juga dia tidak melibatkan Batsyeba yang
harus ikut menanggung kesalahan dalam perjinahannya, sehingga
pembunuhan itupun terjadi.
Kesalahan yang dilakukan Daud itu
adalah tanggungjawab Daud sendiri. Pengakuan yang sejati itu ialah
mengakui kesalahannya dengan tidak mencoba berdalih. Daud tidak mau
tinggal terus menerus dalam dosanya, karena itu ia datang kepada Allah
untuk memohon pengampunan supaya dipulihkan. “Jika kita mengaku dosa
kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala
dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”, 1 Yohanes 1:9
Kita harus bergumul melawan dosa, sebab
dosa itu melawan Tuhan.Jangan biarkan dosa itu tetap tinggal dalam
hidup kita tapi lawan dan perangilah itu.Hadapi dosa itu,dengan bersikap
terbuka dan jujur dihadapan Allah.Jangan ada yang disembunyikan akuilah
semua kesalahan dan dosa itu kepada Allah.Allah pasti mendengarkan
semua beban kita, karena Ia selalu setia terhadap kita. Ia mengasihi
kita.
Membiarkan dosa dan tidak mengakuinya, ini
mencegah kita untuk menikmati hubungan dan persekutuan dengan Allah dan
dengan sesama. Orang yang menyangkal dosanya atau berusaha
menyembunyikannya, tidak mau mengakuinya, tidak menyesali dan
meninggalkannya, tidak akanmerasa tenang dalam hidupnya dan tidak akan
bertumbuh secara rohani. Pengampunan dan kemurahan Allah itu tersedia
bagi semua orang yang mau datang kepadanya dengan sungguh hati untuk
menerima pemulihan. “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan
beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi”,
Amsal 28:13.
Setelah Daud menyadari kesalahanyang telah ia perbuat kepada manusia,
ia juga menyadari bahwa terutama dosanya itu ialah kepada Allah. Firman
Tuhan mengatakan bahwa dosa itu adalah perbuatan yang jahat dimata
Allah.“Mengapa engkau menghina Tuhan dengan melakukan apa yang jahat di
mataNya?Uria, orang Het itu, kau biarkan ditewaskan dengan pedang;
isterinya kau ambil menjadi isterimu, dan dia sendiri telah kau biarkan
dibunuh oleh pedang bani Amon”, 2 Samuel 12:9.
Terlepas dari perbuatan Daud terhadap Batsyeba dan Uria suaminya,
maka tindakan Daud itu pada akhirnya adalah menentang Allah. “Terhadap
Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang
Kau anggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih
dalam penghukuman-Mu”, ayat 6. Daudpun membuat sebuah pengakuan kepada
Allah yang tanpa tersembunyi tentang kesalahan yang telah diperbuatnya.
“Dosaku kuberitahukan kepadaMu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan;
aku berkata: “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku”,
dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku, Mazmur 32:5.
Mengakui dan memberitahukan dosa dengan hati yang tulus dan
sungguh-sungguh akan menghasilkan pengampunan.Dengan pengakuan tersebut
apabila Allah menjatuhkan hukumanNya atas orang berdosa Allah tidak
boleh dituduh kejam.Daud mengakui bahwa Allah itu adil dalam segala
keputusanNya.Resiko akibat dosa yang telah diperbuatnya itu dapat
diterima oleh Daud sebagai maksud baik Allah.
Ada resiko yang harus diterima oleh Daud akibat dari perbuatan
dosanya itu, yaitu anaknya yang dikandung oleh Batsyeba itu ditulahi
oleh Allah sehingga sakit dan akhirnya mati. Sekalipun Daud telah
berpuasa dan menangis untuk berdoa minta belaskasih Allah agar anak itu
tetap hidup tetapi keputusan Allah tetap terlaksana. Allah mau
menunjukkan keadilanNya walaupun hati Daud terluka oleh kematian anak
tersebut, karena itu Daud sangat menyadari bahwa keputusan Allah adalah
baik apapun juga. Sekalipun Daud bersedih tetapi ia tidak bisa menolak
kehendak Allah dan Daud merima keputusan Allah itu sebagai sesuatu yang
baik.
Sebab itu ketika anaknya itu mati, Daud bangkit dan menyembah
Tuhan.Daud tetap menyembah Tuhan disaat luka dihatinya masih ada akibat
kesalahannnya itu.“Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap
dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah Tuhan dan sujud
menyembah”, 2 Samuel 12:20a.
Kesalahan itu mengandung resiko yang harus ditanggung. Saudaraku,
bila saat ini engkau sedang mengalami suatu sakit, luka atau derita
akibat kesalahan yang telah diperbuat di masa yang lampau anggaplah itu
sebagai bentuk perhatian dan kasih Allah. Terimalah luka atau
penderitaan yang wajar kita tanggung itu karena akibat dosa atau
kesalahan kita, tapi jangan pandang itu sebagai hukuman yang
berkelanjutan, namun pandanglah itu sebagai sebuah proses penyembuhan
yang akan terjadi kemudian setelah kita mengalami perubahan dalam hidup
kita. Jika kita menyadari bahwa sesuatu beban yang kita terima/pikul
saat ini adalah sebagai akibat dari kesalahan dan dosa yang telah kita
perbuat, maka hal itu harus kita terima sebagai sesuatu keputusan yang
adil dari Tuhan. Jadikan hal itu sebagai suatu peringatan atau sebagai
kenangan indah untuk kita merasakan kasih Allah.
Jangan kecewa, jangan putus asa, tetaplah menyembah Dia. Dia
mengasihi, sangat mengasihi sekalipun kita orang berdosa. Sebab tidak
selamanya kita dibiarkan menderita. Justru dengan resiko yang diterima
itu kita dapat merasakan betapa besar kasih dan keadilanNya.Ia pasti
menyediakan yang terbaik lagi di masa yang akan datang sesuai proses
perubahan hidup yang kita jalani. Dia akan mengubahkan keadaan yang
buruk untuk menjadi sebuah kebaikan.
Daud mengakui bahwa sejak dari
kandungan atau lahir dia memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Daud
menyatakan bahwa manusia itu sifatnya berdosa, dengan kata lain setiap
orang itu sejak dari lahir memiliki suatu kecenderungan untuk melakukan
suatu kesenangan dan keiinginan diri sendiri, yang bahkan dapat
menyebabkan orang lain menderita.
“Sesungguhnya, dalam kesalahan aku
diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”, ayat 7. “.. hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar!’, ayat 3. Hapuskan artinya
‘dikikis’ dibersihkan seperti sebuah tulisan dihapuskan, sehingga tidak
kelihatan lagi. “Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan
tahirkanlah aku dari dosaku!”, ayat 4. Dosa dilihat sebagai sesuatu yang
berurat berakar secara dalam yang memerlukan pengobatan intensif, yaitu
dengan membuang habis dosa sehingga menjadi tampak bersih.
Kecenderungan berdosa ini hanya dapat
dibersihkan dari kehidupan kita melalui penebusan di dalam Yesus Kristus
yang telah membayar, menebus kita dengan kematiannya di kayu salib dan
oleh tuntunan Roh Kudus.Kita membutuhkan pertolongan Tuhan, sebab usaha
kita hanyalah sia-sia jika bukan karena Tuhan yang menolong untuk
membebaskan kita.Pengampunan yang diberikan Tuhan itu akan memulihkan
keadaan kita. Bersyukurlah kepada Tuhan yang telah menyediakan
pertolongan itu melalui kematianNya di kayu salib. Oleh sebab itu siapa
yang datang dan percaya kepadaNya akan diselamatkan.
Kita sebagai orang percaya sangat memerlukan Roh Allah mendiami kita
untuk menciptakan di dalam diri kita hati yang selalu menjauhi dan
membenci dosa. Roh Kudus itu akan membaharui kita untuk selalu
merindukan dan melakukan kehendak Allah dalam hidup kita. Hanya Allah
saja yang dapat membuat kita menjadi ciptaan baru dan memulihkan
kehidupan kita. “Jadikanlah aku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah
batinku dengan roh yang teguh!”, Mazmur 51: 12.
Kita harus datang kepada Allah dan meminta pengampunanNya karena
terhadap Allah kita telah berdosa. Daud mengakui kedalaman yang
sebenarnya dari kesalahannya itu sebagai keadaan manusia sejak
dilahirkan.Hanya Allah yang dapat membersihkan, hanya Allah pula yang
dapat melaksanakan pemulihan jiwa dan tubuh secara sempurna dari
kehancuran dan akibat dosa.“Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan
hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih
putih dari salju! Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah
tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! (ayat 9-10).
Daud tidak akan merasa tenang sebelum ia mengutarakan segala dosanya
dihadapan Allah. Perasaannya perih oleh penyesalannya atas
keterlibatannya dalam pembunuhan terhadap Uria, Daud membawa jiwanyayang
hancur itu kepada Allah sebagai persembahan yang sejati. “Korban
sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur , hati yang patah dan
remuk tidak akan Kau pandang hina ya Allah”, Mazmur 51:19. Tanpa jiwa
yang hancur tampaknya segala korban itu tidak bermakna.Setelah Daud
membuat pengakuan dosanya, maka nabi Natan langsung mengumumkan
pengampunan dari Allah. Allah mengampuni Daud dan Daud sadar tentang
keajaiban kasih dan pengampunan yang begitu indah diberikan Allah
kepadanya atas kesalahannya yang sangat besar itu.
Tidak mudah bagi Daud mengakui dosanya itu kepada Allah, namun ia
berjuang melawan ungkapan hati terdalamnya itu kepada Allah sekalipun
diliputi oleh rasa malu, direndahkan dan dipatahkan oleh rasa
bersalahnya. Namun akhirnyaia ditolong dari keputus-asan itu oleh iman
penyesalannya di dalam kasih Allah.
Dampak dari rasa bersalah itu memang sangat dalam seperti perasaan
ditolak, ketidakmampuan untuk mengatakan tidak, munculnya depresi,
kecemasan, dan kehilangan keintiman rohani dengan Allah. Kita bukanlah
sebagai orang yang pertama merasakannnya. Jangan lari dan menghukum diri
menjadi korban rasa bersalah, sebab jika ini dibiarkan maka
keputus-asaan dan kegagalan akan mendatangi kita. Alkitab telah mencatat
dalam kitab Mazmur, tentang gambaran keputus-asaan itu, “Sebab
kesalahanku telah menimpa kepalaku; semuanya seperti beban berat yang
menjadi terlalu berat bagiku”, Mazmur 38:5.
Saudaraku, Allah mengerti beban berat
itu, dan Ia menyediakan jalan untuk mengatasinya. Oleh kematian Yesus
Kristus di kayu salib, Ia menyatakan kita tidak bersalah dan ditebus
dari dosa. Jika kita terus saja berpegang pada rasa bersalah itu, maka
kita seolah-olah lebih tahu dari pada-Nya, dan kita menyia-nyiakan
pengorbananNya yang rela mati buat kita.Tuhan meminta kita untuk
memperbaharui pikiran kita dengan kebenaran FirmanNya untuk membantu
kita supaya terhindar dari ganjaran yang tidak menyenangkan.Keadaan
memang tidak berubah tapi Allah akan memperbaharui kita dengan memberi
kekuatan yang baru serta ia akan mengubah hidup kita menjadi manusia
yang baru bagiNya, karena walaupun kita berdosa tapi dapat dibenarkan
olehNya karena iman kita kepadaNya kepada kasihNya.
Secara emosional kita mungkin hidup
begitu lama dibawah rasa bersalah sehingga menghukum diri sendiri dan
tidak merasa ada kebebasan lagi untuk menjadi baik. Bangkitlah, hadapi
rasa bersalah itu, akui dihadapan Tuhan dengan terbuka, dengan jujur dan
minta pengampunan dari Tuhan dan bertobat. Jangan berhentimencoba untuk
dipulihkan, buang putus asa itu dan rasa ketidakbergunaan itu,
datanglah kepadaNya sebab Allah selalu menunggu kita dengan
setia.Berserahlah dan minta pengampunan dari Allah. Curahkan semua isi
hati, tekanan-tekanan dan beban-beban berat yang menghimpit
itu.Meraunglah, menangislah, menjeritlah kepada Tuhan, Dia menunggu dan
mendengarkan. Bawalah seluruh jiwa dan hati yang hancur itu kepada
Tuhan. Tuhan pasti meringankan beban itu dan memberikelegaan serta
bebaskan dari semua beban berat yang menindih itu. Allah tidak ingin
membinasakan umatNya, Ia selalu menawarkan pengampunan jika kita mau
bertobat. Pengampunan itu disediakan bagi semua orang , yang sekalipun
telah berbuat dosa. “Sekalipun dosamu merah seperti kermizi, akan
menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain
kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba, Yesaya 1:18.
Jika ini sudah datang mengakui
kesalahan itu kepada Tuhan dengan rendah hati yang tulus, rasakan betapa
besar pengampunan yang diberikanNYa itu, rasakan betapa besar kasihNya
itu. Allah adalah kasih.Dia Allah mengasihi, mengasihi orang berdosa.
Dia merindukan orang berdosa datang kepadaNya untuk dipulihkan. Iblis
memang suka mematahkan semangat, dan mengintimidasi kitasebagai orang
tidak berguna orang berdosa, sekarang katakan kepada iblis bahwa engkau
telah dibebaskan dan dipulihkan Allah.Engkau sudah dibebaskan, sudah
dimerdekakan oleh kasih karunia Tuhan.
Hiduplah sebagai seorang anak Allah yang telah diampuni. Buang rasa
malu itu karena hanya membuat jurang pemisah dalam hubungan kita dengan
sesama dan Allah.Terimalah kebebasan dari rasa bersalah itu dalam kasih
Allah yang telah dikaruniakanNya melalui pengampunanNya. Bangkitlah
sebagai seorangpemenang yang telah dibebaskan dan dibaharui dalam
kasihNya. Berjalanlah dalam terang Firman Allah dan Roh Kudus, sebab di
dalam Tuhan, masa depan itu sungguh ada. “Karena masa depan sungguh ada,
dan harapanmu tidak akan hilang”,
Amsal 23:18. Tuhan mengasihimu.