Translate this page to the following language!

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified


Yuk Belajar Jual Beli Dollar

Drama Batas Utang AS, BIkin Bursa Asia Berjatuhan

 

 Saham-saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada Rabu (29/09) pagi setelah indeks utama di AS mengalami hari terburuk sejak Mei 2021 dan imbal hasil obligasi naik di tengah kekhawatiran terhadap inflasi. 

 Nikkei 225 Jepang jatuh 2,51% di 29.426,50 pukul 09.55 WIB menurut data kami, Partai Demokrat Liberal yang berkuasa akan memilih seorang pemimpin, yang bisa menjadi perdana menteri Jepang berikutnya, pada hari Rabu. 

 KOSPI Korea Selatan anjlok 2,03% di 3.034,98 dan di Australia, ASX 200 melemah 1,21% di 7.187,40. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,01% di 6.112,80 pukul 10.08 WIB. 

 Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,89% ke 24.282,12 pukul 10.00 WIB. Shanghai Composite China anjlok 1,93% di 3.532,61 dan Shenzhen Component turun 0,82% di 14.196,53 menjelang rilis indeks manajer pembelian manufaktur, non-manufaktur dan manufaktur Caixin pada hari Kamis. 

 Sementara itu, China Evergrande Group (HK:3333) harus menghadapi pembayaran bunga obligasi terbaru pada hari Rabu, tanpa tanda-tanda telah melunasi pembayaran sebelumnya yang jatuh tempo pada minggu lalu. 

 Di Washington D.C, kekhawatiran meningkat tentang kebuntuan plafon utang setelah Partai Republik di Senat AS memblokir langkah Demokrat untuk menaikkan batas utang itu. Dalam kesaksian di sidang Komite Perbankan Senat AS, baik Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengingatkan situasi gagal bayar karena kegagalan menaikkan plafon utang akan memiliki konsekuensi bencana. Keduanya juga akan bersaksi di depan sidang Komite Perbankan DPR AS pada hari Kamis.


   


 S&P 500 ditutup jatuh 2%, angka terbesar sejak Mei 2021, dan Nasdaq 100 juga jatuh capai tingkat terbesar sejak Maret 2021. Tolok ukur imbal hasil treasury AS tenor 10 tahun juga terus naik dan imbal hasil obligasi 30 tahun sebelumnya melonjak hampir 10 basis poin. 


 Perkembangan di Washington tersebut diketahui seiring melonjaknya harga energi dan China alami krisis listrik dan potensi The Fed akan segera memulai pengurangan aset. "Apa yang kami dapatkan di sini adalah pasar saham yang akhirnya terlihat rentan karena imbal hasil Treasury melonjak, harga minyak tampaknya dapat dengan mudah mencapai $90 per barel, dan masalah rantai pasokan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," analis pasar senior OANDA Edward 

Moya mengatakan kepada Bloomberg. . "Ada banyak drama yang terjadi di Wall Street dan sebagian besar berkaitan dengan pengaturan ulang ekspektasi inflasi." Sementara itu, kepala bank sentral, termasuk Andrew Bailey dari Bank of England, Haruhiko Kuroda dari Bank of Japan, Christine Lagarde dari European Central Bank (ECB), dan Powell akan berpartisipasi dalam panel Forum ECB di kemudian hari. 

 Di sisi data, Indeks Kepercayaan Konsumen Conference Board (CB) AS berada di 109,3 pada bulan September, penurunan bulan ketiga berturut-turut.

0 komentar:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.